Kunjungi Kampung KB Warmon, Papua Barat, BKKBN Ajak Masyarakat Konsumsi Ikan untuk Cegah Stunting

    Kunjungi Kampung KB Warmon, Papua Barat, BKKBN Ajak Masyarakat Konsumsi Ikan untuk Cegah Stunting

    Sorong - Mengawali rangkaian kegiatan Rapat Pengendalian Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting yang akan dimulai 29 Agustus 2024 di Kabupaten Sorong, Papua Barat, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi yang telah tiba di Kota Sorong menilik praktik Pelaksanaan DASHAT (Dapur Sehat Atasi Stunting) di Kampung KB Kelurahan Warmon, Distrik Aimas, Kabupaten Sorong, Rabu (28/08/24).

    Kegiatan Monitoring dan Evaluasi DASHAT ini dilaksanakan di Balai Kelurahan Warmon dan di hadiri oleh jajaran pemerintah, Penyuluh KB, Kader KB dan Keluarga Resiko Stunting setempat.

    Kampung KB Kelurahan Warmon merupakan salah satu dari 62 Kampung KB dari total 100 Kampung KB di Kabupaten Sorong yang mendapatkan pendampingan pemberian makanan bergizi melalui program DASHAT.

    Di Kelurahan Warmon terdapat 167 Kepala Keluarga dengan profesi warganya paling banyak menjadi nelayan dan memiliki penghasilan yang tidak tetap.

    MV. Chinggih Widanarto, Inspektur Wilayah 1 yang mewakili Kepala BKKBN RI hadir pada kunjungan tersebut mengajak masyarakat untuk tidak lupa mengonsumsi ikan sebagai makanan utama keluarga karena dapat mencegah terjadinya stunting.

    "Jangan sampai sebagian besar warga yang bekerja sebagai nelayan dan mendapatkan ikan sebagai salah satu bahan makanan paling bergizi tinggi, dijual seluruhnya dan tidak menyisakan ikan dengan kualitas terbaik sebagai makanan utama keluarga yang dapat mencegah stunting" kata Cinggih.

    Kegiatan ini juga menjadi salah satu bentuk benchmarking konvergensi Percepatan Penurunan Stunting antara BKKBN sebagai koordinator percepatan penurunan stunting nasional dengan mitra terkait, yaitu pemerintah daerah melalui OPD KB dalam melaksanakan mandat menurunkan prevalensi stunting 14% pada tahun 2024.

    Kelurahan Warmon telah berhasil menurunkan kasus stunting dari 22 anak yang mengalami kekurang gizi, gizi buruk dan stunting menjadi 12 anak yang masih memerlukan pendampingan.

    Chinggih melanjutkan, BKKBN tidak dapat melaksanakan Percepatan Penurunan Stunting sendirian tanpa konvergensi kerja sama bersama mitra terkait.

    "Peran BKKBN dan mitra guna dapat bersama-sama menginfus program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting melalui budaya lokal untuk mengedukasi pentingnya makanan bergizi untuk menurunkan prevalensi stunting dan mencegah terjadinya kasus stunting-stunting baru” imbuh Cinggih.

    Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur, Dra. Maria Ernawati, MM, salah satu Kepala BKKBN Provinsi yang mengikuti kunjungan ke Kampung KB Kelurahan Warmon. Maria menjelaskan, Pemerintah menargetkan penurunan prevalensi stunting di angka 14 persen pada 2024.

    Salah satu strateginya adalah dengan diterbitkannya Peraturan Presiden (Perpres) nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting untuk menurunkan kasus kondisi gagal tumbuh balita yang diakibatkan kekurangan gizi kronis pada 1000 hari pertama kehidupan tersebut.

    “Dalam Perpres 72 tersebut salah satunya mengamanahkan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting. Program DASHAT merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan BKKBN dalam upaya penurunan kasus stunting dengan melakukan kombinasi intervensi spesifik dan sensitif berupa pemberian makanan yang berasal dari bahan pangan lokal dengan mekanisme pemberdayaan masyarakat, ” jelasnya.

    “Hasil yang diharapkan dengan adanya DASHAT selain terpenuhinya kebutuhan gizi anak stunting, bumil atau busui dan keluarga risiko stunting, juga diperoleh pengetahuan dan keterampilan penyiapan pangan sehat dan bergizi berbasis sumber daya lokal, ” pungkas Maria.@Red.

    Mayzha

    Mayzha

    Artikel Sebelumnya

    Jam Komandan, Dandim Ingatkan Netralitas...

    Artikel Berikutnya

    Perhutani Probolinggo Bersama Forkopimda...

    Berita terkait