Banyuwangi - Perum Perhutani KPH Banyuwangi Barat bersama Agen Informasi Bencana (Agisena) BPBD Jawa Timur dan Sekolah Menengah Kejuruan Kehutanan Negeri (SMKKN) Samarinda melakukan pemantauan di pos pantau pendakian Gunung Raung Via Kalibaru Mt. Raung 3344 MDPL di Pos 1 Sunarya Hutan Lindung Petak 74 RPH Kalibarumanis BKPH Kalibaru, pada (Rabu 30/10/2024).
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka menciptakan situasi aman dan terkendali pendakian Gunung Raung Via Kalibaru Mt. Raung 3344 MDPL pasca dibukanya kembali jalur pendakian akibat mitigasi bencana akibat kemarau yang berpotensi terjadinya kebakaran hutan.
Pemantauan ini dengan melibatkan siswa SMK Kehutanan Negeri Samarinda yang sedang melakukan PKL di KPH Banyuwangi Barat.
Mewakili Kepala Perum Perhutani (Administratur) KPH Banyuwangi Barat, Kepala Resort Pemangkuan Hutan (KRPH) Kalibarumanis, Eko Riwayanto mengatakan bahwa kegiatan pemantauan ini merupakan bentuk kepedulian Perhutani terhadap keamanan dan kenyamanan pendakian ke Gunung Raung dan sebagai bentuk sinergitas Perhutani dengan Agisena BPBD Jatim.
“Pendakian Gunung Raung Via Kalibaru yang dikelola Mt.Raung 3344 MDPL telah dilakukan Perjanjian Kerjasama dengan Perhutani sehingga dalam hal ini kami berhak untuk melakukan pengawasan terhadap kemanan pendakian untuk mitigasi terjadinya korban bila terjadi bencana alam, ” jelas Eko.
Agen Informasi Bencana (Agisena) BPBD Jawa Timur, Ismanto mengatakan bahwa beberapa hari lalu kegiatan pendakian ke Gunung Raung via Kalibaru ditutup karena tidak ada hujan dan sangat Terik. “Melihat situasi seperti itu saya kordinasi dengan pihak Perhutani dan pengelola pendakian Mt.Raung 3344 MDPL, untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan dan untuk menjaga keselamatan pendaki, ” ujar Ismanto.
Siswi PKL SMK Kehutanan Samarinda, Dayang mengucapkan terimakasih kepada Perhutani yang telah mengikut sertakan kegiatan pemantauan Gunung Raung bersama dengan Agisena BPBD. “Dari sini kami bisa melihat bahwa pendakian Gunung Raung merupakan salah satu kegiatan Pengelolaan Hutan yang dilakukan Perhutani yaitu Pemanfaatan Kawasan Hutan, ” ujar Dayang.
“Kami bisa paham ketiga Perhutani pada saat mengambil Keputusan untuk menutup pendakian berdasarkan fakta dilapangan dalam rangka keselamatan pendaki itu sendiri termasuk mitigasi terjadinya bencana, ” pungkasnya.@Red.
Baca juga:
Babinsa Simokerto Patroli dan Komsos Wilayah
|