SURABAYA - Matanya melebar, kemudian mulutnya melengkung membentuk senyuman manis sambil kedua tangan memegang sertifikat yang diberikan seorang pria dan dalam waktu sekejap momen tersebut terabadikan dalam kamera.
Gadis mungil itu, Suci Awwalya Mahardini, mahasiswa program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) menorehkan prestasi dengan menyabet penghargaan terbaik keempat lewat kompetisi video yang diadakan Global Youth Action dalam programnya, Youth Innovation Forum. Suci yang menjadi delegasi pada momen yang dilaksanakan 6-11 Desember 2022 itu juga berkesempatan ke luar negeri yang mengunjungi Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Global Youth Action merupakan organisasi pemuda internasional yang menciptakan kalaborasi antar gerakan pemuda di Indonesia dan seluruh dunia, mendukung dan mengampanyekan Sustainable Develompment Goals (SDGs) yang dibuat oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Awal mula Suci tahu mengenai program ini dari temannya yang pernah menjadi delegasi pada acara ini. Saat Global Youth Action membuka kembali program Youth Innovation Forum Batch 3, Suci pun tergerak dan tertarik untuk mengikuti program ini.
Baca juga:
Anak Petani Madiun Bisa Menjadi Kasal
|
Suci bercerita tekadnya mengikuti program tersebut tidak hanya untuk jalan-jalan ke wisata luar negeri, tetapi juga melakukan studi lapangan dengan belajar mengenai sejarah dan kebudayaan di masing-masing negara. Seperti halnya di Malaysia, ia belajar kebudayaan di sana tepatnya saat mengunjungi Masjid Apung Malaysia. Ia baru tahu bahwa orang-orang perempuan harus berhijab saat ada di kawasan masjid tersebut, walaupun ia non muslim. Bagi yang tidak mau berhijab maka akan dilarang beribadah di masjid tersebut.
“Ternyata, saya ingat waktu ke Malaysia dekat Malaka, ke Masjid Apung yang terkenal namanya, di sana benar-benar tidak memperbolehkan orang yang tidak berhijab itu masuk ke kawasan masjid tersebut dan harus berhijab walaupun non muslim, ” jelas Suci, Sabtu (31/12/2022).
Di antara banyak program yang ia ikuti selama satu pekan, salah stau program yang ia sukai adalah campus tour di Nanyang Technological University Singapura dan Sunway University Malaysia. Pada campus tour tersebut, ia mendapatkan penjelasan tentang proses pendaftaran di kampus tersebut hingga budaya akademiknya. Lalu disampaikan pula hal-hal istimewa di kampus itu sampai diberi tahu tentang jokes-jokes apa yang dipakai di sana.
Suci mengatakan jika program yang ia ikuti ini sebagai tantangan buat dia agar keluar dari zona nyaman. Baginya momen ini sangat menantang sebab untuk pertama kalinya ia mengikuti forum yang mewajibkan ia berbahasa Inggris.
“Padahal saya merasa bahwa kemampuan bahasa Inggrisnya belum begitu bagus. Tetapi saya senang, dengan adanya program ini bisa membuat saya keluar dari zona nyaman dan bisa meningkatkan value yang ada pada diri saya, ” terangnya.
Momen yang membanggakan adalah saat video kreatif yang ia presentasikan mempu menarik peserta dan juri Global Youth Action tersebut. Video yang telah ia persiapkan mendapatkan penghargaan sebagai terbaik keempat sehingga ia diberikan penghargaan medali perunggu. Penghargaan tersebut tetu menjadi semangat Suci atas kerja kerasnya menyiapkan video kreatif tentang SDGs bersama timnya.
“Kita sebagai delegasi juga membuat video, alhamdulillah, saya mendapat penghargaan terbaik keempat setara medali perunggu, ” ucap Suci dengan penuh rasa syukur. (*)
Reporter: Nur Alifa Saharani
Editor: Nur Romdlon